Tips Menjadi Editor Profesional dan Handal
TIPS MENJADI EDITOR PROFESIONAL ANDAL
Menjadi editor yang mumpuni yang bisa menangani aneka pekerjaan terkait penyuntingan menjadi satu capaian yang menjadi harapan banyak orang yang menggeluti profesi editor. Berikut adalah tips dari beberapa editor.
Benny Hendratmo (Post Production Head MNC TV) dan Nova Siswanto (Editor Group Head MNC TV)
Memiliki cita rasa seni dan kepekaan terhadap dunia; memiliki kemampuan teknis yang berhubungan dengan audio dan video; memiliki penalaran yang tajam; memiliki inisiatif yang tinggi; memiliki penalaran yang tajam; memiliki semangat kerja tim yang baik; memiliki kemampuan adaptif dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas; memiliki kelengkapan dan memenuhi syarat; dan berbadan sehat dan tidak buta huruf.
Ghria P Pendit (Section Head Post Production) dan Doni Sumantri (SVP Editor) – Trans TV
Seorang editor harus mampu berimajinasi dan berjiwa seni. Ibaratnya seperti seorang penulis novel, pulpen itu ibarat seperti software yang digunakan oleh editor. Imajinasi dan gambaran sebuah program tetap ada di editor. Makanya bagi yang ingin berkecimpung sebagai editor harus mampu berjiwa seni selain kemampuan teknik di bidang editing video dan audio. Selain itu, editor harus memiliki “rasa: agar hasil editannya mampu menjangkau pemirsa baik itu program yang mengandung komedi maupun drama dan melankolis.
Ferry R (Chief Editor Sinetron Pesantren Rock n Roll season 3)
Seorang editor harus punya skill dan taste yang sangat menunjang.
Dadang (Chief Editor Sinetron Si Cemong)
Keseriusan dankemauan dalam belajar. Memiliki estetika dan memahami hal-hal teknis dan estetika.
E. Indro Hardo U (Section Head Post Production) dan Alvino Zuhri Widodo (SVP Editor) – Trans 7
Siap – siap begadang dan pastinya bertanggung jawab dengan yang kita kerjakan.
Karyanta (Chief Editor News TVRI)
Kerjakan tugas kita sebagai editor secara baik dan profesional. Yang paling penting dan paling pokok adalah “Layar”. Jangan mengorbankan “layar” karena faktor-faktor lain, misalnya, gambar yang kurang. Kenapa disini disebut “layar” karena memang tugas seorang editor itu adalah penuh dengan keahlian. Jadi kalau gambarnya bagus, naskahnya bagus, tapi kalau cara ngeditnya jelek, hasilnya ya jelek juga. Kan sayang. Maka seorang editor itu harus benar menguasai teknik-teknik editing yang baik.
Erfan (Editor SCTV)
Profesi editor video sebagai seniman/artis. Seperti halnya pekerja kreatif, hal utama yang diperlukan adalah bakat seni. Aspek teknik dan perkembangan teknologinya dapat dipelajari oleh siapapun.
Namun tanpa bakat, kreativitas akna sulit tercipta. Jadi, sebelum memilih profesi ini, pastikan dahulu bahwa seseorang memiliki bakat dan jiwa seni (sense of art). Editor video yang hanya mengandalkan teknik aplikasinya dipastikan akan kesulitan mengembangkan diri. Dibutuhkan banyak referensi bagi pengembangan kreativitas, terutama aspek visual dan desain grafis. Ini dapat diperoleh dengan mengamati program-program TV asing, terutama dari negara-negara Barat yang pengembangan teknologi dan industri televisi maupun filmnya lebih maju. Atau melalui musik video, serta media-media cetak internasional. Dengan era internet saat ini tentu hal-hal tersebuh mudah dilakukan. Dengan kata lain, editor video harus selalu memperbaharui pemahaman dan wawasan soal tren seni visual (video/grafis/fotografi).
(Sumber: BroadcastMagz TV & Radio Magazine No 22 Tahun II Oktober 2013)
Menjadi editor yang mumpuni yang bisa menangani aneka pekerjaan terkait penyuntingan menjadi satu capaian yang menjadi harapan banyak orang yang menggeluti profesi editor. Berikut adalah tips dari beberapa editor.
Benny Hendratmo (Post Production Head MNC TV) dan Nova Siswanto (Editor Group Head MNC TV)
Memiliki cita rasa seni dan kepekaan terhadap dunia; memiliki kemampuan teknis yang berhubungan dengan audio dan video; memiliki penalaran yang tajam; memiliki inisiatif yang tinggi; memiliki penalaran yang tajam; memiliki semangat kerja tim yang baik; memiliki kemampuan adaptif dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas; memiliki kelengkapan dan memenuhi syarat; dan berbadan sehat dan tidak buta huruf.
Ghria P Pendit (Section Head Post Production) dan Doni Sumantri (SVP Editor) – Trans TV
Seorang editor harus mampu berimajinasi dan berjiwa seni. Ibaratnya seperti seorang penulis novel, pulpen itu ibarat seperti software yang digunakan oleh editor. Imajinasi dan gambaran sebuah program tetap ada di editor. Makanya bagi yang ingin berkecimpung sebagai editor harus mampu berjiwa seni selain kemampuan teknik di bidang editing video dan audio. Selain itu, editor harus memiliki “rasa: agar hasil editannya mampu menjangkau pemirsa baik itu program yang mengandung komedi maupun drama dan melankolis.
Ferry R (Chief Editor Sinetron Pesantren Rock n Roll season 3)
Seorang editor harus punya skill dan taste yang sangat menunjang.
Dadang (Chief Editor Sinetron Si Cemong)
Keseriusan dankemauan dalam belajar. Memiliki estetika dan memahami hal-hal teknis dan estetika.
E. Indro Hardo U (Section Head Post Production) dan Alvino Zuhri Widodo (SVP Editor) – Trans 7
Siap – siap begadang dan pastinya bertanggung jawab dengan yang kita kerjakan.
Karyanta (Chief Editor News TVRI)
Kerjakan tugas kita sebagai editor secara baik dan profesional. Yang paling penting dan paling pokok adalah “Layar”. Jangan mengorbankan “layar” karena faktor-faktor lain, misalnya, gambar yang kurang. Kenapa disini disebut “layar” karena memang tugas seorang editor itu adalah penuh dengan keahlian. Jadi kalau gambarnya bagus, naskahnya bagus, tapi kalau cara ngeditnya jelek, hasilnya ya jelek juga. Kan sayang. Maka seorang editor itu harus benar menguasai teknik-teknik editing yang baik.
Erfan (Editor SCTV)
Profesi editor video sebagai seniman/artis. Seperti halnya pekerja kreatif, hal utama yang diperlukan adalah bakat seni. Aspek teknik dan perkembangan teknologinya dapat dipelajari oleh siapapun.
Namun tanpa bakat, kreativitas akna sulit tercipta. Jadi, sebelum memilih profesi ini, pastikan dahulu bahwa seseorang memiliki bakat dan jiwa seni (sense of art). Editor video yang hanya mengandalkan teknik aplikasinya dipastikan akan kesulitan mengembangkan diri. Dibutuhkan banyak referensi bagi pengembangan kreativitas, terutama aspek visual dan desain grafis. Ini dapat diperoleh dengan mengamati program-program TV asing, terutama dari negara-negara Barat yang pengembangan teknologi dan industri televisi maupun filmnya lebih maju. Atau melalui musik video, serta media-media cetak internasional. Dengan era internet saat ini tentu hal-hal tersebuh mudah dilakukan. Dengan kata lain, editor video harus selalu memperbaharui pemahaman dan wawasan soal tren seni visual (video/grafis/fotografi).
(Sumber: BroadcastMagz TV & Radio Magazine No 22 Tahun II Oktober 2013)
Tags:
Tips & Trik
0 komentar